Kerajaan Champa (bahasa Vietnam: Chiêm Thành) adalah kerajaan yang
pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam tengah dan
selatan, diperkirakan antara abad ke 7 M. Sebelum
adanya Champa, terdapat kerajaan yang dinamakan Lin-Yi (Lam Ap), yang didirikan
sejak tahun 192 M, namun hubungan antara Lin-Yi dan Campa masih belum jelas.
Komunitas masyarakat Champa, saat ini masih terdapat di Vietnam,Kamboja, Thailand, Malaysia dan Pulau Hainan (China). Bahasa Champa termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
Kerajaan Lin-Yi merupakan inti pertama negeri Champa yang masuk sejarah pada akhir abad ke 2 M. Sumber-sumber dari China memberitakan pendiriannya sekitar tahun 192 M. Pembentukan kerajaan Lin-Yi pada tahun 192 M didahului setengah abad sebelumnya, yakni pada tahun 137 M, dengan usaha penyerbuaan pertama terhadap Siang-Lin.
Kerajaan Lin-Yi merupakan inti pertama negeri Champa yang masuk sejarah pada akhir abad ke 2 M. Sumber-sumber dari China memberitakan pendiriannya sekitar tahun 192 M. Pembentukan kerajaan Lin-Yi pada tahun 192 M didahului setengah abad sebelumnya, yakni pada tahun 137 M, dengan usaha penyerbuaan pertama terhadap Siang-Lin.
Islam Di Champa
Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan China, namun peperangan dan penaklukan terhadap wilayah tetangganya yaitu Kerajaan Funan pada abad ke 4 M, telah menyebabkan masuknya budaya India. Setelah abad ke 10 M dan seterusnya, perdagangan laut dari Arab ke wilayah ini akhirnya membawa pula pengaruh budaya dan agama Islam ke dalam masyarakat Champa.
Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, namun seperti orang Jawa di Indonesia, mereka mendapat pengaruh besar Hindu.
Sebelum penaklukan Champa oleh by Lê Thánh Tông, agama dominan di Champa adalah Syiwaisme dan budaya Champa sangat dipengaruhi India. Islam mulai memasuki Champa setelah abad ke 10 M, namun hanya setelah invasi tahun 1471 M pengaruh agama ini menjadi semakin cepat. Pada abad ke 17 M keluarga bangsawan para tuanku Champa juga mulai memeluk agama Islam, dan ini pada akhirnya memicu orientasi keagamaan orang-orang Cham. Pada saat aneksasi mereka oleh Vietnam mayoritas orang Cham telah memeluk agama Islam.
Islam mulai sepenuhnya berkembang di Cham setelah mereka berhubungan dengan dunia Melayu.
Seperti telah diuraikan sebelumnya banyak orang Campa yang meninggalkan tanah airnya karena desakan Nan Tien atau pergerakan orang-orang Vietnam ke selatan. Untuk menyelamatkan diri mereka Hijrah ke Kamboja. Di Kamboja mereka bertemu dengan kelompok Melayu yang datang dari Nusantara. Akulturasi budaya yang terjadi karena persamaan agama dan rumpun bahasa Austronesia tersebut membentuk sebuah komunitas masyarakat baru yang di sebut Melayu-Champa.