Senin, 08 Mei 2017

Kesultanan Melaka




     Kesultanan Melaka merupakan kerajaan islam kedua di Nusantara. Kesultanan ini berdiri pada awal abad ke 15. Kesultanan ini cepat berkembang bahkan dapat mengambil alih dominasi pelayaran dan perdagangan dari Kesultanan Samudera Pasai yang kalah bersaing. Sejauh menyangkut penyebaran Islam di Tanah Melayu. Peranan Kesultanan Melaka sama sekali tidak dapat dikesampingkan dalam proses islamisasi karena konversi Melayu terjadi terutama selama periode Kesultanan Melaka pada abad ke 15.

     Kesultanan Melaka didirikan oleh Parameswara pada tahun 1405 sampai 1414 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya dan merupakan putra Raja Sam Agi. Saat itu ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Melaka karena kerajaannya di Tumasik yang runtuh akibat diserang Majapahit. Pada saat Melaka didirikan disitu terdapat penduduk asli dari Suku Laut yang hidup sebagai nelayan. Mereka berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga. Raja dan pengikutnya adalah rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan yang jauh lebih tinggi. Oleh karena itu mereka berhasil mempengaruhi masyarakat asli. Kemudian bersama penduduk asli tersebut rombongan pendatang mengubah Melaka menjadi sebuah kota yang ramai.

     Setelah memeluk Islam Parameswara mengganti namanya dengan nama Islam Muhammad Syah. Sultan pertama ini kemudian digantikan oleh Sultan Iskandar Syah pada tahun 1414 sampai 1424 M. Selanjutnya sultan yang berkuasa di Melaka adalah Sultan Muzaffar Syah (1424-1444 M), Sultan Mansur Syah (1444-1477 M), dan Sultan Mahmud Syah(1477-1511 M). Melaka didirikan melalui dua kali kekalahan dalam perang yang dialami oleh pendirinya Parameswara yang menikah dengan seorang putri dari Majapahit dan kemudian harus turut serta dalam perang saudara yang terjadi di kerajaan Majapahit setelah pemimpinnya Hayam Wuruk meninggal dunia. Parameswara yang kalah dalam perang akhirnya melarikan diri ke daerah Tumasik (Singapura) dan mendirikan sebuah Kerajaan bernama Tumasik. Namun tak lama setelah berdiri kerajaan ini diserang dan berhasil dikuasai oleh armada laut Majapahit. Untuk yang kedua kalinya Parameswara kalah dalam peperangan yang ia alami.

     Melihat kerajaanya hancur begitu saja akhirnya Parameswara memutuskan melarikan diri dan mencari daerah sebagai harapan baru untuk kedua kalinya. Setelah mencari akhirnya Parameswara memutuskan untuk mendirikan sebuah kerajaan di daerah Semenanjung Malaya kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kesultanan Melaka. Dengan semangat baru Parameswara kemudian berupaya untuk mengembangkan kerajaanya dengan membangun sebuah pelabuhan sebagai pusat perdagangan mengingat lokasi Kesultanan Melaka berada di lokasi yang strategis. Dari pelabuhan inilah harapan untuk Melaka untuk berjaya. Pedagang dari bangsa lain pada masa itu seperti Gujarat, Arab, Cina dan sebagainya bermunculan di pelabuhan Melaka. Pembangunan pelabuhan inilah kemudian yang menjadi faktor utama kejayaan Kesultanan Melaka.

    Dalam eksistensinya yang hanya mencakup satu abad Kesultanan Melaka mengalami pergantian pemimpin hingga empat kali setelah wafatnya Iskandar Syah. Tak lama setelah Iskandar Syah wafat kepemimpinan Kesultanan Melaka dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Muhammad Iskandar Syah atau lebih dikenal sebagai Megat Iskandar Syah. Di masa pemerintahanya yang hanya sepuluh tahun ia berhasil memajukan Kesultanan Melaka di bidang pelayaran dan berhasil menguasai jalur perdagangan di kawasan Selat Melaka dengan taktik perkawinan politik. Muhammad Iskandar Syah bahkan berhasil menguasai Samudra Pasai dengan mudah. Dengan menikahi seorang putri Samudra Pasai merupakan Kesultanan Islam pertama di Nusantara itu pun akhirnya tunduk pada Melaka.

      Kesultanan ini mengalami keruntuhan setelah Melaka dikuasai oleh Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque pada tahun 1511. Serangan dimulai pada 10 Agustus 1511 dan pada 24 Agustus 1511 Melaka jatuh kepada Portugis. Sultan Mahmud Syah kemudian melarikan diri ke Bintan dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahan baru. Perlawanan terhadap penaklukan Portugis berlanjut. Pada tahun 1513 Patih Yunus dengan pasukan dari Demak berkekuatan 100 kapal 5000 tentara mencoba menyerang Melaka namun serangan ini berhasil dikalahkan oleh Portugis. Selanjutnya untuk memperkuat posisinya di Melaka, Portugis menyisir dan menundukkan kawasan antara Selat Melaka. Pada tahun 1514 de Albuquerque berhasil menundukkan Kampar dan Raja Kampar menyatakan kesediaan dirinya sebagai bagian dari Portugis di Melaka.

    Pada tahun 1521 Portugis menyerang Pasai sekaligus meruntuhkan kesultanan yang juga merupakan sekutu dari Sultan Melaka. Dan pada tahun 1521 pasukan Portugis di bawah pimpinan de Albuquerque mencoba menyerang Bintan untuk meredam perlawanan Sultan Malaka, namun serangan ini dapat dipatahkan oleh Sultan Mahmud Syah. Namun dalam serangan berikutnya pada tahun 1526 Portugis berhasil membumihanguskan Bintan dan Sultan Melaka kemudian melarikan diri ke Kampar tempat dia wafat dua tahun kemudian. 

      Berdasarkan Sulalatus Salatin Sultan Mahmud Syah kemudian digantikan oleh putranya Sultan Alauddin Syah yang kemudian tinggal di Pahang beberapa saat sebelum menetap di Johor. Kemudian pada masa berikutnya para pewaris Sultan Melaka setelah Sultan Mahmud Syah lebih dikenal disebut dengan Sultan Johor.

Tidak ada komentar:

Baca Artikel Lainnya