Kesultanan Melaka merupakan kerajaan islam kedua di Nusantara.
Kesultanan ini berdiri pada awal abad ke 15. Kesultanan ini cepat
berkembang bahkan dapat mengambil alih dominasi pelayaran dan
perdagangan dari Kesultanan Samudera Pasai yang kalah bersaing. Sejauh
menyangkut penyebaran Islam di Tanah Melayu. Peranan Kesultanan Melaka
sama sekali tidak dapat dikesampingkan dalam proses islamisasi karena
konversi Melayu terjadi terutama selama periode Kesultanan Melaka pada
abad ke 15.
Kesultanan Melaka didirikan oleh Parameswara pada
tahun 1405 sampai 1414 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya dan
merupakan putra Raja Sam Agi. Saat itu ia masih menganut agama Hindu. Ia
melarikan diri ke Melaka karena kerajaannya di Tumasik yang runtuh
akibat diserang Majapahit. Pada saat Melaka didirikan disitu terdapat
penduduk asli dari Suku Laut yang hidup sebagai nelayan. Mereka
berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga. Raja dan pengikutnya adalah
rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan yang jauh lebih
tinggi. Oleh karena itu mereka berhasil mempengaruhi masyarakat asli.
Kemudian bersama penduduk asli tersebut rombongan pendatang mengubah
Melaka menjadi sebuah kota yang ramai.
Setelah memeluk Islam
Parameswara mengganti namanya dengan nama Islam Muhammad Syah. Sultan
pertama ini kemudian digantikan oleh Sultan Iskandar Syah pada tahun
1414 sampai 1424 M. Selanjutnya sultan yang berkuasa di Melaka
adalah Sultan Muzaffar Syah (1424-1444 M), Sultan Mansur Syah (1444-1477
M), dan Sultan Mahmud Syah(1477-1511 M). Melaka didirikan melalui dua
kali kekalahan dalam perang yang dialami oleh pendirinya Parameswara
yang menikah dengan seorang putri dari Majapahit dan kemudian harus
turut serta dalam perang saudara yang terjadi di kerajaan Majapahit
setelah pemimpinnya Hayam Wuruk meninggal dunia. Parameswara yang kalah
dalam perang akhirnya melarikan diri ke daerah Tumasik (Singapura) dan
mendirikan sebuah Kerajaan bernama Tumasik. Namun tak lama setelah
berdiri kerajaan ini diserang dan berhasil dikuasai oleh armada laut
Majapahit. Untuk yang kedua kalinya Parameswara kalah dalam peperangan
yang ia alami.
Melihat kerajaanya hancur begitu saja akhirnya
Parameswara memutuskan melarikan diri dan mencari daerah sebagai harapan
baru untuk kedua kalinya. Setelah mencari akhirnya Parameswara
memutuskan untuk mendirikan sebuah kerajaan di daerah Semenanjung Malaya
kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kesultanan Melaka. Dengan
semangat baru Parameswara kemudian berupaya untuk mengembangkan
kerajaanya dengan membangun sebuah pelabuhan sebagai pusat perdagangan
mengingat lokasi Kesultanan Melaka berada di lokasi yang strategis. Dari
pelabuhan inilah harapan untuk Melaka untuk berjaya. Pedagang dari
bangsa lain pada masa itu seperti Gujarat, Arab, Cina dan sebagainya
bermunculan di pelabuhan Melaka. Pembangunan pelabuhan inilah kemudian
yang menjadi faktor utama kejayaan Kesultanan Melaka.
Dalam
eksistensinya yang hanya mencakup satu abad Kesultanan Melaka mengalami
pergantian pemimpin hingga empat kali setelah wafatnya Iskandar Syah.
Tak lama setelah Iskandar Syah wafat kepemimpinan Kesultanan Melaka
dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Muhammad Iskandar Syah atau lebih
dikenal sebagai Megat Iskandar Syah. Di masa pemerintahanya yang hanya
sepuluh tahun ia berhasil memajukan Kesultanan Melaka di bidang
pelayaran dan berhasil menguasai jalur perdagangan di kawasan Selat
Melaka dengan taktik perkawinan politik. Muhammad Iskandar Syah bahkan
berhasil menguasai Samudra Pasai dengan mudah. Dengan menikahi seorang
putri Samudra Pasai merupakan Kesultanan Islam pertama di Nusantara itu
pun akhirnya tunduk pada Melaka.
Kesultanan ini mengalami
keruntuhan setelah Melaka dikuasai oleh Portugis di bawah pimpinan
Alfonso d’Albuquerque pada tahun 1511. Serangan dimulai pada 10
Agustus 1511 dan pada 24 Agustus 1511 Melaka jatuh kepada Portugis.
Sultan Mahmud Syah kemudian melarikan diri ke Bintan dan menjadikan
kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahan baru. Perlawanan terhadap
penaklukan Portugis berlanjut. Pada tahun 1513 Patih Yunus dengan
pasukan dari Demak berkekuatan 100 kapal 5000 tentara mencoba menyerang
Melaka namun serangan ini berhasil dikalahkan oleh Portugis. Selanjutnya
untuk memperkuat posisinya di Melaka, Portugis menyisir dan menundukkan
kawasan antara Selat Melaka. Pada tahun 1514 de Albuquerque berhasil
menundukkan Kampar dan Raja Kampar menyatakan kesediaan dirinya sebagai
bagian dari Portugis di Melaka.
Pada tahun 1521 Portugis
menyerang Pasai sekaligus meruntuhkan kesultanan yang juga merupakan
sekutu dari Sultan Melaka. Dan pada tahun 1521 pasukan Portugis di bawah
pimpinan de Albuquerque mencoba menyerang Bintan untuk meredam
perlawanan Sultan Malaka, namun serangan ini dapat dipatahkan oleh
Sultan Mahmud Syah. Namun dalam serangan berikutnya pada tahun 1526
Portugis berhasil membumihanguskan Bintan dan Sultan Melaka kemudian
melarikan diri ke Kampar tempat dia wafat dua tahun kemudian.
Berdasarkan Sulalatus Salatin Sultan Mahmud Syah kemudian digantikan
oleh putranya Sultan Alauddin Syah yang kemudian tinggal di Pahang
beberapa saat sebelum menetap di Johor. Kemudian pada masa berikutnya
para pewaris Sultan Melaka setelah Sultan Mahmud Syah lebih dikenal
disebut dengan Sultan Johor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar