Kerajaan Kandis merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara
yang berdiri di Sumatera yang letaknya di Lubuk Jambi, Kuantan Singingi,
Riau.
Kerajaan Kandis diperkirakan berdiri pada abad ke 1
Sebelum Masehi mendahului berdirinya kerajaan Malayu di Sumatera Tengah.
Dua tokoh yang sering disebut sebagai raja kerajaan ini adalah Patih
dan Tumenggung.
Kemudian berdirilah Kerajaan Kandis di Bukit
Bakar yang diperintah oleh Raja Darmaswara disingkat dengan Daswara.
Raja Darmaswara dalam menjalankan roda pemerintahannya dibantu oleh
Patih dan Temenggung. Darmaswara membangun sebuah istana yang megah
sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama dengan Istana Dhamna.
Dengan berdirinya kerajaan baru, maka mulailah terjadi perebutan
wilayah kekuasaan yang akhirnya timbul peperangan antar kerajaan. Salah
satunya kerajaan Koto Alang memerangi kerajaan Kancil Putih. Setelah itu
kerajaan Kandis memerangi kerajaan Koto Alang dan dikalahkan oleh
Kandis. Kerajaan Koto Alang tidak mau diperintah oleh Kandis sehingga
Raja Aur Kuning pindah ke daerah Jambi sedangkan Patih dan Temenggung
pindah ke Marapi.
Kehidupan ekonomi kerajaan Kandis ini adalah
dari hasil hutan seperti damar, rotan, dan sarang burung layang-layang
dari hasil bumi seperti emas, perak, dan lain lain. Daerah kerajaan
Kandis kaya akan emas, sehingga Raja Darmaswara memerintahkan untuk
membuat tambang emas di kaki Bukit Bakar yang dikenal dengan tambang
titah artinya tambang emas yang dibuat berdasarkan titah raja. Sampai
saat ini bekas peninggalan tambang ini masih dinamakan dengan tambang
titah.
Setelah kerajaan Kandis mengalahkan Kerajaan Koto Alang,
Kandis memindahkan pusat pemerintahannya ke Teluk Kuantan oleh Raja
Darmaswara (tidak diketahui Raja Darmaswara yang ke berapa). Pemindahan
pusat pemerintahan Kandis ini disebabkan oleh bencana alam (tidak
diketahui tahun terjadinya) yang mengakibatkan Istana Dhamna hilang
tertimbun tanah.
Bukti Peninggalan Kerajaan Kandis
1)
Bekas penambangan emas yang disebut dengan tambang titah artinya
diadakan penambangan emas atas titah Raja Darmaswara. Lokasinya dikaki
Bukit Bakar bagian timur yang berlubang bekas penambangan yang telah
ditumbuhi kayu kayuan.
2) Adanya tempat yang disebut Padang Candi
di Dusun Botung menandakan Kerajaan Koto Alang menganut agama Hindu.
Pada tahun 1955 pernah dilakukan penggalian dan menemukan Arca sebesar
botol dan Arca tersebut sampai sekarang tidak diketahui lagi
keberadaannya. Dilokasi tersebut ditemukan potongan batu bata candi.
3) Pada tahun 1967 ditemukan tutup periuk dari emas di dalam sungai
Kuantan. Tutup periuk emas ini diambil oleh pihak yang berwajib dan
sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya. Diperkirakana tutup
periuk ini terbawa arus sungai yang berasal dari tebing yang runtuh
disekitar Kerajaan Koto Alang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar