Senin, 08 Mei 2017

Kerajaan Kandis


      Kerajaan Kandis merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri di Sumatera yang letaknya di Lubuk Jambi, Kuantan Singingi, Riau.

      Kerajaan Kandis diperkirakan berdiri pada abad ke 1 Sebelum Masehi mendahului berdirinya kerajaan Malayu di Sumatera Tengah. Dua tokoh yang sering disebut sebagai raja kerajaan ini adalah Patih dan Tumenggung.

      Kemudian berdirilah Kerajaan Kandis di Bukit Bakar yang diperintah oleh Raja Darmaswara disingkat dengan Daswara. Raja Darmaswara dalam menjalankan roda pemerintahannya dibantu oleh Patih dan Temenggung. Darmaswara membangun sebuah istana yang megah sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama dengan Istana Dhamna.

      Dengan berdirinya kerajaan baru, maka mulailah terjadi perebutan wilayah kekuasaan yang akhirnya timbul peperangan antar kerajaan. Salah satunya kerajaan Koto Alang memerangi kerajaan Kancil Putih. Setelah itu kerajaan Kandis memerangi kerajaan Koto Alang dan dikalahkan oleh Kandis. Kerajaan Koto Alang tidak mau diperintah oleh Kandis sehingga Raja Aur Kuning pindah ke daerah Jambi sedangkan Patih dan Temenggung pindah ke Marapi.

      Kehidupan ekonomi kerajaan Kandis ini adalah dari hasil hutan seperti damar, rotan, dan sarang burung layang-layang dari hasil bumi seperti emas, perak, dan lain lain. Daerah kerajaan Kandis kaya akan emas, sehingga Raja Darmaswara memerintahkan untuk membuat tambang emas di kaki Bukit Bakar yang dikenal dengan tambang titah artinya tambang emas yang dibuat berdasarkan titah raja. Sampai saat ini bekas peninggalan tambang ini masih dinamakan dengan tambang titah.

      Setelah kerajaan Kandis mengalahkan Kerajaan Koto Alang, Kandis memindahkan pusat pemerintahannya ke Teluk Kuantan oleh Raja Darmaswara (tidak diketahui Raja Darmaswara yang ke berapa). Pemindahan pusat pemerintahan Kandis ini disebabkan oleh bencana alam (tidak diketahui tahun terjadinya) yang mengakibatkan Istana Dhamna hilang tertimbun tanah.

Bukti Peninggalan Kerajaan Kandis

1) Bekas penambangan emas yang disebut dengan tambang titah artinya diadakan penambangan emas atas titah Raja Darmaswara. Lokasinya dikaki Bukit Bakar bagian timur yang berlubang bekas penambangan yang telah ditumbuhi kayu kayuan.

2) Adanya tempat yang disebut Padang Candi di Dusun Botung menandakan Kerajaan Koto Alang menganut agama Hindu. Pada tahun 1955 pernah dilakukan penggalian dan menemukan Arca sebesar botol dan Arca tersebut sampai sekarang tidak diketahui lagi keberadaannya. Dilokasi tersebut ditemukan potongan batu bata candi.

3) Pada tahun 1967 ditemukan tutup periuk dari emas di dalam sungai Kuantan. Tutup periuk emas ini diambil oleh pihak yang berwajib dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya. Diperkirakana tutup periuk ini terbawa arus sungai yang berasal dari tebing yang runtuh disekitar Kerajaan Koto Alang.

Tidak ada komentar:

Baca Artikel Lainnya