Senin, 08 Mei 2017

Kesultanan Demak


      Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada abad ke 15 berkat perjuangan dan usaha Pangeran Jinbun atau Raden Patah ini pada awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah atau Bintoro yang berada di bawah kekuasaan Majapahit.

      Dengan bantuan daerah lain yang masuk Islam seperti Jepara, Tuban, dan Gresik. Raden Patah pada tahun 1475 berhasil mendirikan Kesultanan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Menurut Babad Tanah Jawa, Raden Patah adalah putra Brawijaya V (Raja Majapahit terakhir) dengan putri Champa. Raden Patah semula diangkat menjadi bupati oleh Kerajaan Majapahit di Bintoro Demak dengan gelar Sultan Alam Akhbar al Fatah. Setelah menjadi sultan Kesultanan Demak Raden Fatah memindahkan semua alat upacara kerajaan dan pusaka Majapahit ke Demak sebagai lambang dari tetap berlangsungnya Kerajaan Kesatuan Majapahit, tetapi dalam bentuk baru di Demak.

      Dalam upaya mengembangkan kekuasaan dan menguasai perdagangan nasional dan internasional maka pada tahun 1513 Demak melancarkan serangan ke Melaka di bawah pimpinan Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor). Namun, serangan tersebut gagal. Di lingkungan kesultanan, para wali berperan sebagai pendamping dan sekaligus sebagai penasehat sultan khususnya Sunan Kalijaga. Ia banyak memberikan saran sehingga Demak berkembang menjadi mirip kesultanan teokrasi yaitu kesultanan atas dasar agama.

      Perkembangan agama Islam di Kesultanan Demak tidak terlepas dari peranan para wali (Wali Songo) terutama peran dari Sunan Kalijaga. Untuk memajukan kehidupan budaya di Demak, Sunan Kalijaga memimpin pembangunan Masjid Demak yang terkenal salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan kayu yang disebut Soko Tatal. Di pendopo (serambi depan) Masjid Demak itulah Sunan Kalijaga meletakan dasar perayaan sekaten untuk memperoleh penganut Islam yang banyak. Tradisi seperti itu sampai sekarang masih dilaksanakan di Yogyakarta dan Cirebon.

Runtuhnya Majapahit karena Demak?

      Mundurnya Kerajaan Majapahit memberikan kesempatan kepada para bupati yang berada di pesisir pantai utara Jawa untuk melepaskan diri, khususnya Demak. 

     Faktor lain yang mendorong perkembangan Demak ialah letaknya yang strategis di jalur perdagangan Nusantara

     Fakta sejarah yang sebenarnya terjadi adalah, penyerangan Demak ke Majapahit terjadi pada tahun 1518 M yang saat itu dipimpin oleh Adipati Unus (putera Raden Patah yang berjuluk Pangeran Sabrang Lor) dan pada dasarnya serangan ini adalah serangan balasan terhadap Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya yang telah membunuh kakeknya (Bhre Kertabhumi).

      Keruntuhan Majapahit tidak semata mata karena serangan Demak namun lebih kepada terjadinya perebutan kekuasaan antara para bangsawan Majapahit yang pada akhirnya melemahkan keberadaan Majapahit sendiri.

Tidak ada komentar:

Baca Artikel Lainnya