Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang
berdiri pada abad ke 15 berkat perjuangan dan usaha Pangeran Jinbun atau
Raden Patah ini pada awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah
atau Bintoro yang berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Dengan
bantuan daerah lain yang masuk Islam seperti Jepara, Tuban, dan Gresik.
Raden Patah pada tahun 1475 berhasil mendirikan Kesultanan Demak yang
merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Menurut Babad Tanah Jawa,
Raden Patah adalah putra Brawijaya V (Raja Majapahit terakhir) dengan
putri Champa. Raden Patah semula diangkat menjadi bupati oleh Kerajaan
Majapahit di Bintoro Demak dengan gelar Sultan Alam Akhbar al Fatah.
Setelah menjadi sultan Kesultanan Demak Raden Fatah memindahkan semua
alat upacara kerajaan dan pusaka Majapahit ke Demak sebagai lambang dari
tetap berlangsungnya Kerajaan Kesatuan Majapahit, tetapi dalam bentuk
baru di Demak.
Dalam upaya mengembangkan kekuasaan dan menguasai
perdagangan nasional dan internasional maka pada tahun 1513 Demak
melancarkan serangan ke Melaka di bawah pimpinan Adipati Unus (Pangeran
Sabrang Lor). Namun, serangan tersebut gagal. Di lingkungan kesultanan,
para wali berperan sebagai pendamping dan sekaligus sebagai penasehat
sultan khususnya Sunan Kalijaga. Ia banyak memberikan saran sehingga
Demak berkembang menjadi mirip kesultanan teokrasi yaitu kesultanan atas
dasar agama.
Perkembangan agama Islam di Kesultanan Demak tidak
terlepas dari peranan para wali (Wali Songo) terutama peran dari Sunan
Kalijaga. Untuk memajukan kehidupan budaya di Demak, Sunan Kalijaga
memimpin pembangunan Masjid Demak yang terkenal salah satu tiang
utamanya terbuat dari pecahan kayu yang disebut Soko Tatal. Di pendopo
(serambi depan) Masjid Demak itulah Sunan Kalijaga meletakan dasar
perayaan sekaten untuk memperoleh penganut Islam yang banyak. Tradisi
seperti itu sampai sekarang masih dilaksanakan di Yogyakarta dan
Cirebon.
Runtuhnya Majapahit karena Demak?
Mundurnya
Kerajaan Majapahit memberikan kesempatan kepada para bupati yang berada
di pesisir pantai utara Jawa untuk melepaskan diri, khususnya Demak.
Faktor lain yang mendorong perkembangan Demak ialah letaknya yang strategis di jalur perdagangan Nusantara
Fakta sejarah yang sebenarnya terjadi adalah, penyerangan Demak ke
Majapahit terjadi pada tahun 1518 M yang saat itu dipimpin oleh Adipati
Unus (putera Raden Patah yang berjuluk Pangeran Sabrang Lor) dan pada
dasarnya serangan ini adalah serangan balasan terhadap Girindrawarddhana
Dyah Ranawijaya yang telah membunuh kakeknya (Bhre Kertabhumi).
Keruntuhan Majapahit tidak semata mata karena serangan Demak namun lebih
kepada terjadinya perebutan kekuasaan antara para bangsawan Majapahit
yang pada akhirnya melemahkan keberadaan Majapahit sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar