Senin, 08 Mei 2017

Kesultanan Maguindanao


     Kesultanan Maguindanao berdiri pada 14 M. Kesultanan ini terletak di wilayah Kuta Wato (sekarang Cotabato) di wilayah Pulau Mindanao sebelah barat.

    Kesultanan ini berkembang dari semenanjung Zamboanga sampai ke Teluk Sarangani. Pada masa kejayaannya kesultanan Maguindanao berkuasa seluruh Mindanao dan juga pulau yang berdekatan seperti Pulau Basilan dan lain lain.

     Orang yang memperkenalkan Islam di daerah ini yaitu yang bernama Syarif Muhammad Kabungsuwan dari Malaya dan kemudian mendirikan Kesultanan Maguindanao.


Sultan Dipatuan Kudarat 


    Sultan yang Maguindanao yang ke 7 yaitu Sultan Dipatuan Kudarat berjuang melawan penjajahan Spanyol sampai akhir hayatnya dan sekarang diakui sebagai pahlawan nasional Filipina dengan mendirikan Patung Sultan Dipatuan Kudarat. Sebelumnya wilayah Filipina dikuasai oleh kedatuan dan kerajaan Melayu yang berpusat di Manila dan Visayas.


     Sultan Kudarat lahir pada tahun 1580 M. Pada masanya Spanyol telah berkuasa semenjak kedatangan Ferdinand Magellan ke Cebu, wilayah Filipina yang sebelumnya dikuasai Kemaharajaan Cebu dan salah satu kerajaan Melayu di Filipina pada tahun 1521 M. Pada masa itu wilayah Filipina Selatan masih berdaulat sebab Spanyol hanya berkuasa di Pulau Luzon dengan pusatnya di Manila. Semenjak kecil Sultan Kudarat oleh kedua orang tuanya yaitu Rajah Buisan dan Putri Imbeg dari Jolo sudah dididik tentang kepemimpinan dan agama Islam. Sultan Kudarat berusaha melawan Spanyol yang bermaksud menaklukkan Lamitan, ibu kota Kesultanan Manguindanao. Ini terjadi pada masa ia sudah menjadi sultan sejak tahun 1619 M yang menggantikan ayahnya. Sultan Kudarat yang dikenal pemberani dan pintar ini memang dikenal penentang kolonialisme yang dilakukan Spanyol. Ia juga menentang perbudakan dan tidak menyukai jika seseorang yang sudah memeluk Islam dijadikan budak.


      Kesulitan menghadapi Sultan Kudarat akhirnya Spanyol membuat perjanjian damai yang isinya mengakui kekuasaan Sultan di Mindanao. Namun di lain pihak perjanjian itu harus membolehkan dan mengizinkan para pedagang dan misionaris masuk ke Filipina Selatan. Kehadiran para misionaris sebenarnya tidak disukai dirinya namun ia mempunyai kewajiban moral sebagai pemimpin di wilayahnya untuk melindungi mereka. Akan tetapi pernyataan yang diungkap oleh Alejandro Lopez yaitu seorang pendeta Katolik yang menjadi medium perjanjian dirinya dengan Spanyol tersinggung.Tiga tahun setelah itu sang Sultan kembali melawan Spanyol yang beralasan sudah menginjak harga diri Islam yang dilakukan oleh Spanyol . 


      Dan akhirnya Sultan Kudarat meninggal dunia pada tahun 1671 M.

Tidak ada komentar:

Baca Artikel Lainnya